Menjadi suatu kebanggaan yang
sangat lebih saat ini kita mendapat gelar Sarjana dengan status tamatan dari
luar negeri. Bahkan kini saling berlomba-lomba masyrakat Indonesia yang hendak
mengambil pendidikan S1 ataupun S2nya di
Malaysia. Bahkan kini banyak sekali lembaga yang memberikan bea siswa kuliah di
Universitas terkemuka di Malaysia
ataupun Singapura. Bahkan untuk Dosen atau Guru dengan status tamatan dari Malaysia
atau Singapura lebih dihargai ketimbang Dosen atau Guru lulusan dari dalam
Negeri.
Aneh
dan ironi memang, ternyata di bidang pendidikan sendiripun kita sudah tidak
lagi menghargai kuwalitas pendidikan dalam negeri, apalagi di bidang yang lain.
Padahal kuwalitas pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan maju tidaknya suatu negara. Bagaimana negara kita akan maju, jikalau
kita sendiri sudah mulai tidak menghargai kuwalitas pendidikan dalam negeri.
Jikalau kepercayaan terhadap kuwalitas pendidikan dalam negeri sendiri sudah
mulai pudar, bagaimana kita bisa mempercayai penemuan-penemuan ilmuwan dalam
negeri kita, yang artinya juga bangsa ini tentunya akan semakin terpuruk.
Dimasa lalu, Indonesia sempat menjadi macan Asia sebagai
negara yang sangat disegani di kawasan Asia banyak sekali mahasiswa asing yang
belajar ke Indonesia .
Hal ini ditunjang karena pengakuan negara-negara tetangga terhadap kuwalitas
SDM para Ilmuwan Indonesia ,
bahkan ada yang menyatakan “sejak dahulu kala Bangsa Indonesia telah memiliki
profesor-profesor ahli seperti Empu Gandring, Empu Tantular dan Empu-empu
lainnya” ya pada zaman dahulu seorang guru yang dianggap pintar dan cerdas di
sebut Empu.
Pengakuan
negara asing terhadap Indonesia
sebagai macan Asia dibuktikan dengan mampunya
Pendidikan Berbasis IT
Pendidikan
merupakan salah satu faktor penentu majunya suatu negara. Oleh karenaya setiap
negara selalu mengupayakan agar sistem pendidikan di Negaranya bekuwalitas,
maju dan berkembang. Salah satu sistem pendidikan yang kini banyak dilakukan
oleh Negara-negara maju dan berkembang adalah sistem pendidikan dengan berbasi
IT (Information Technology) atau dikenal dengan Teknologi Informasi.
Dinegara-negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura sangat
sulit sekali dijumpai bahkan tidak ada lagi sekolah-sekolah yang menggunakan
kapur tulis, papan tulis sebagai media pembelajaran guru dan siswa.
Semua guru di
Malaysia sudah diwajibkan menggunakan LCD
projektor ketika mengajar, materi pelajaran juga sudah mengacu ke sistem
online, sehingga siswa dapat kembali mempelajarinya dirumah tanpa harus
menyalin meteri pelajaran ke buku tulis. Materi pelajaran yang disajikan kepada
para siswa juga dalam bentuk multimedia sehingga siswa dapat memahami lebih
mudah dan jelas. Bahkan di Singapura sudah menerapkan sekolah tanpa buku
sehingga siswa dapat mengakses semua materi pelajaran secara online di
internet. Pertanyaannya sekarang adalah kapan Indonesia bisa seperti mereka?
Pendidikan
berbasis IT lewat sistem online di internet menjadi alternatif yang paling
mudah, simple dan cepat dalam mengembangkan dan meningkatakan kuwalitas
pendidikan. Dengan penyajian meteri pembelajaran secara multimedia membuat
siswa menjadi cepat paham dan jelas, materi yang disajikan secara online
diinternet membuat siswa bisa lebih cepat menerima rangkaian materi yang akan
diberikan sehingga wawasan dan rasa penasaran siswa akan ilmu pengetauhanpun
kian bertambah dan cepat berkembang. Ditambah lagi internet adalah merupakan
pusat berbagai informasi pengetauhan. Tanpa harus membeli buku siswa sudah
dapat mengakses berbagai materi pelajaran yang dibutuhkan, hal ini tentunya
lebih menghemat biaya.
Internet juga
menyediakan berbagai macam jejaringan forum diskusi, sehingga antara sesama
siswa yang domisilinya saling berjauhan
dapat saling berdiskusi dengan lues tanpa harus bertatap muka seperti
fecebook tweetr dan lain sebagainya, sehingga pertukan informasi pengetauhan
menjadi lebih cepat. Selain itu juga dengan internet dapat lebih mudah untuk
memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang banyak mengalami berbagai
problem hidup yang sifatnya pribadi. Dengan bertatap muka langsung banyak siswa
yang enggan terbuka untuk menceritakan kepada guru tentang masalah pribadi atau
keluarga yang dihadapinya, sehingga hal ini tentunya mempengaruhi kegiatan
belajarnya. Akan tetapi lewat interaksi diskusi di jejaringan internet membuat
siswa menjadi lebih terbuka untuk menceritakan permasalahannya kepada guru
bimbingan konselingnya, sehingga guru bimbingan konseling juga dapat memberikan
arahan dan bimbingan kepada siswanya dengan gambalang dan jelas juga.
Kesiapan Indonesia
Kesiapan Indonesia
dalam menerapkan sistem pendidikan berbasis IT memang masih digerumuti dengan
berbagai permasalahan. Infrastruktur jaringan IT yang belum merata keseluruh
pelosok tanah air membuat daerah-daerah tertentu di kawasan Indonesia tidak
dapat mengakses internet, sehingga memang masih sangat sulit untuk menerapkan
sistem pendidikan berbasis IT ini secara merata. Akan tetapi untuk
daerah-daerah kota
sudah hampir seluruhnya terkafer dengan infrastruktur jaringan IT. Disisi lain
kemampuan SDM para guru dalam menyajikan pendidikan dalam bentuk multi media
dengan memanfaatkan teknologi IT juga masih sangat terbatas sekali. Karena juga
masih banyak guru yang sama sekali belum bisa menggunakan komputer, karena
merkea sudah keasyikan belajar dan mengajar dengan sistem manual. Hal ini
tentunya juga masih harus memerlukan waktu untuk menerapkan pendidikan berbasis
IT di Indonesia.
Pemerintah,
khususnya Departeman Pendidikan Nasional nampaknya paham betul akan pentingnya
pemanfaatan teknologi IT dalam meningkatakan kuwalitas pendidikan ditanah air,
sehingga dengan sarana dan prasarana yang ada saat ini jajaran Departemen
Pendidikan Nasional mencoba untuk mengoptimalkan menerapkan pendidikan berbasis
IT. Artinya walaupun tidak secara keseluruhan namun untuk daerah ataupun
sekolah-sekolah tertentu sudah diberlakukan pendidikan berbasis IT, terutama
didaerah Pulaul Jawa. Namun terkadang kita juga heran mengapa harus didaerah
pulau jawa yang selau di lebih dahulukan, mengapa juga tidak serentak diseluruh
wilalayah Indonesia
yang telah memiliki infrastruk yang memadai langsung di berlakukan sistem
pendidikan berbasis IT. Sehingga tidak ada terkesan pembedaan antara daerah di
pulau jawa dengan daerah yang diluar jawa, sehingga pendidikan berkuwalitas
bisa tersebar tidak hanya di daerah Pulaau Jawa.
Melihat
kondisi ini pemerintah seharusnya dapat bereaksi cepat dan tepat dalam
mengatasi kendala infrastruktur IT yang belum merata. Jangan samapi kita jauh
tertinggal dengan negara-negara tetangga yang telah lebih dahulu menerapkan
pendidikan berbasis IT. Karena sudah jelas bahwa faktor yang paling
mempengaruhi maju tidaknya suatu negara adalah pendidikan, dan ini telah
terbukti, dimana bangsa kita masi tertinggal dengan negara tetangga Malaysia
dan Singapura. Pemerintah justru malah fokus dengan masalah-masalah politik yang
tidak juga kunjung usai. Banyak uang negara yang harus terbuang hanya untuk
membiayai kegitan politik dari mulai pemilihan legislatif hingga pilkada. Kalau
dihitung-hitung, dana yang digunakan untuk pemilu atau pilkada sudah cukup
untuk melengkapi infrastruktur jaringan IT dan meningkatkan kuwalitas SDM guru
dalam menerapkan pendidikan berbasis IT diseluruh wilayah Indonesia .
Peran Pendidikan Moral dan Spiritual
Pendidikan Moral
dan Spiritual menjadi sangat penting ketika semua informasi telah dapat diakses
dengan mudah oleh para siswa. Hal ini adalah merupakan bekal awal bagi setiap
siswa sebelum mereka menerima berbagai informasi atau hal-hal baru sehingga
nantinya mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Pendidikan
berbasis IT sangat perlu disandingkan dengan moral dan spiritual, sebagai upaya
meningkatkan kesadaran siswa bahwa IT dipergunakan untuk pembelajaran yang
positif. Penggunaan yang negatif justru
memberikan dampak buruk bagi siswa sendiri. Oleh karena itu, pengawasan yang
utama terhadap penggunaan IT adalah diri siswa dengan cara mengedepankan moral
dan spiritual yang sudah mereka dapatkan dari
pembelajaran yang disampaikan guru ataupun orang tua.
Guru
bisa saja memberikan perhatian penuh kepada siswa saat merka menggunakan IT di
kelas. Tetapi untuk kelanjutannya hanya siswa yang bisa menjadi polisi atau
pengawas bagi dirinya saat menggunakan teknologi. Saat ini berbagai perangkat
teknologi sudah mudah dimiliki oleh para siswa, karena itu guru jangan ada yang
belum melek teknologi dan diharapkan bisa memberikan pengawasan dan perhatian
kepada siswa dalam menggunakan teknologi yang terus berkembang semakin canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar