Ibu selalu berkata " hidup kita memang serba kekurangan, gaji ayahmu sebagai buruh tembakau deli di PTP untuk makan sajapun masih kurang, apalagi untuk beli baju baru, sepeda baru, televisi tapi tidak untuk sekolah, ibu akan aberusaha cari uang untuk biaya sekolah kamu, yang penting kamu sungguh sungguh dalam belajar agar kelak hidupmu tidak seperti saat sekarang ini"
Waktupun terus berlalu, setiap bagi ibu pergi dengan menggunakan sepeda butut merek RRT dengan balutan baju yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah sembil menyakngkutkan sebilah parang tajam dibelakang sepeda untuk memotong tebuh di areal perkebunan tebu PTP, tak lupa pula disetang sepeda ibu menggantungkan teremos es dan kue-kue yang akan dijual. Ya ternyata selain ibu bekerja sebagai buruh pemotong tebuh ibu juga berjualan makanan kepada buruh-buruh yang lain di kebun tebuh guna mendapatkan penghasilan tambahan.