Kamis, 29 Maret 2012

PERJUANGAN SANG BUNDA

Ibu selalu berkata " hidup kita memang serba kekurangan, gaji ayahmu sebagai buruh tembakau deli di PTP untuk makan sajapun masih kurang, apalagi untuk beli baju baru, sepeda baru, televisi tapi tidak untuk sekolah, ibu akan aberusaha cari uang untuk biaya sekolah kamu, yang penting kamu sungguh sungguh dalam belajar agar kelak hidupmu tidak seperti saat sekarang ini"

Waktupun terus berlalu, setiap bagi ibu pergi dengan menggunakan sepeda butut merek RRT dengan balutan baju yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah sembil menyakngkutkan sebilah parang tajam dibelakang sepeda untuk   memotong tebuh di areal perkebunan tebu PTP, tak lupa pula disetang sepeda ibu menggantungkan teremos es dan kue-kue yang akan dijual. Ya ternyata selain ibu bekerja sebagai buruh pemotong tebuh ibu juga berjualan makanan kepada buruh-buruh yang lain di kebun tebuh guna mendapatkan penghasilan tambahan.
Setiap pagi akupun pergi kesebuah Sekolah Dasar didekat rumah untuk belajar sembari menarik becak bayi yang berisi adikku, ya adik terpaksa aku bawa kesekolah karena tidak ada yang menjaganya dirumah, untuknya adik baik budi sekali, dia kuletakan didepan pintu kelas sementara aku belajar. Hingga akhirnya akupun bisa menamatkan pendidikan ku di Sekolah Dasar.

Akupun segera melanjutkan pendidikan ke SMP, lalu ibu bilang " kebutuhan di SMP lebih besar kita harus bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk kalian juga harus bisa mencari uang juga untuk mencukupi biaya sekolah. Akhirnya kamipun ikut bekerja sebagai buruh pengutip daun tembakau yang dikerjakan mulai dari jam 4 pagi hingga jam 7 pagi. seteleah itu akupun berangkat kesekolah sambil menahan rasa ngantuk dan lelah yang ku rasakan.  

Ibu sebagai seorang wanita ternyata terlihat begitu perkasa dalam memberikan semangat dan dukungan kepada anak-anaknya untuk sekolah, hampir ibu tidak pernah diam dirumah untuk mendapat penghasilan tambahan guna membiayai sekolah kami berlima yang kesemuanya laki-laki. 

Tetapi apapun ceritanya Ibu adalah seorang perempuan dengan kondisi fisik terbatas, tak jarang ibu harus keluar masuk rumah sakit, mungkin karena kelelehan sehingga ibu mudah sakit. Untuk ayannya sebagai buruh PTP punya asuransi rumah sakit, sehingga setiap ibu maruk rumah sukat tidak harus pusing memikirkan biayanya karena sudah tanggung oleh perusahaan tempat ayah bekerja. Saat sakitpun ibu tak lupa bilang "jangan lupa belajar dan terus sekolah agar hidupmu kelak lebih baik dari sekarang".



                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar